. . . Perjalanan ini...akan mengajari kita untuk belajar mengerti bahwa semua kisah, semua hal, semua peristiwa, air mata, canda, tawa, dan sebuah senyuman... menyimpan pesan yang tak selalu sama... dan tugas kita tak lebih hanyalah belajar untuk bisa memahaminya . . .

Sepenggal catatan hati

Search ?

Teori Kebermanfaatan

PENDEKATAN INFORMASI DALAM KEGUNAAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


5.1.                 PENDAHULUAN
Karena kondisi ideal tidak ditemukan dalam dunia nyata, maka metode nilai tunai tidak dapat digunakan. Penyediaan informasi keuangan historis agar lebih bermanfaat disebut decision usefulness approach. Pendekatan ini memiliki pandangan bahwa apabila kita tidak bisa menyiapkan laporan keuangan yang secara teoritis berkonsep benar, paling tidak kita dapat menyusun laporan keuangan historis lebih bermanfaat.
Ada dua pertanyaan yang harus dijawab dalam penerapan pendekatan ini, yaitu:
1.      Kita harus memahami betul siapa pemakai laporan keuangan. Banyak pemakai laporan keuangan, namun mereka dapat dikelompokkan menjadi investor, kreditor, manajer, serikat kerja, badan penyusun standar, dan pemerintah. Kelompok pemakai laporan keuangan ini disebut konstituen akuntansi.
2.      Kita harus memahami apa permasalahan keputusan yang dihadapi oleh para pemakai laporan keuangan tersebut. Dengan memahami permasalahan keputusan tersebut, akuntan akan lebih mampu menyiapkan informasi yang dibutuhkan. Penyiapan informasi laporan keuangan yang sesuai untuk kebutuhan tertentu akan mampu memperbaiki proses pengambilan keputusan dan dengan demikian laporan keuangan disebut lebih bermanfaat.
Pendekatan decision usefulness untuk teori akuntansi mengambil tinjauan bahwa “jika kita tidak dapat menyajikan laporan keuangan secara teoritis benar, sedikitnya kita mecoba untuk membuat laporan yang berdasarkan pada harga historis yang lebih bermanfaat”.
Pendekatan decision usefulness terhadap laporan keuangan ini sebagai suatu reaksi terhadap kemustahilan untuk menyedikan laporan keuangan yang benar menurut teori.Penyediaan informasi keuangan yang sesuai untuk tujuan pengambilan keputusan tertentu tentu saja tidak mudah. Untuk mengatasi hal ini, akuntan perlu mempelajari berbagai teori dari ekonomi dan keuangan dan menggunakan teori-teori tersebut sebagai pedoman. Teori yang perlu dipelajari tersebut adalah:
®    Single-person theory of decision  yang menjelaskan tentang bagaimana seseorang mengambil keputusan yang rasional dalam kondisi ketidakpastian. Dalam teori ini dijelaskan konsep informasi dan bagaimana informasi tersebut mampu mempertajam keyakinan subjektif seseorang tentang manfaat masa depan (future payoff) atas keputusan yang diambil.
®    Theory of investment yang menjelaskan bagaimana karakteristik risiko dalam konteks investasi portofolio.  
Mengapa dalam decision usefulness approach yang menjadi fokus perhatian sebagai pemakai laporan keuangan adalah investor, padahal ada pemakai laporan keuangan lain seperti kreditor? Proses pengambilan keputusan oleh investor umumnya lebih kompleks, karenanya lebih berrisiko, dibandingkan proses pengambilan keputusan oleh kreditor. Hal ini terjadi karena investor tidak meminta jaminan (agunan), sedangkan kreditor meminta agunan dalam rangka pengurangan risiko.
Information perspective berkaitan dengan penyamaan kegunaan (usefulness) informasi dengan kandungan informasi (information content).
Pendekatan informasi pada pelaporan keuangan adalah suatu pendekatan yang mengakui tanggungjawab individual untuk memprediksi kinerja masa depan perusahaan yang berkonsentrasi pada penyediaan informasi yang bermanfaat untuk tujuan tersebut. Pendekatan ini mengakui bahwa pasar akan bereaksi terhadap informasi yang bermanfaat dari manapun sumbernya, termasuk laporan keuangan.

5.2.                 RINGKASAN PERMASALAHAN DALAM PENELITIAN
5.2.1.           Reason For Market Response (Alasan Terhadap Respon Pasar)
Alasan pasar bereaksi/memberikan respon terhadapa laporan keuangan diantaranya :
1.      Keyakinan sebelumnya (prior belief) investor yang didasarkan pada informasi yang telah tersedia tidak sama. Ketidaksamaan tersebut dipengaruhi oleh besar-kecilnya informasi yang diperoleh dan kemampuan untuk menginterpretasi informasi.
2.      Dengan masuknya informasi baru berupa laba, sebagian investor menjadi lebih informed dan merevisi ekspektasinya (upward) dengan datangnya berita baik ini. Namun sebagian investor lain yang sebelumnya memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi mungkin akan menginterpretasikan informasi laba tersebut sebagai berita buruk (downward).
3.      Investor yang merevisi ekspektasinya upward akan bersedia membeli sekuritas pada harga sekarang, sedangkan investor yang merevisi ekspektasinya downward akan melakukan sebaliknya.
4.      Kita dapat mengobservasi jumlah sekuritas yang diperdagangkan dengan munculnya informasi baru berupa laba ini. Seharusnya volume perdagangan akan semakin besar dengan semakin besarnya perbedaan ekspektasi antara investor yang bersikap upward dengan yang bersikap downward.

Menurut, Beaver (1968) melalui suatu penelitian klasik menguji Reaksi volume transaksi perdagangan saham. Beaver menemukan suatu peningkatan yang dramatis dalam volume perdagangan pada minggu pelepasan informasi pengumuman laba. Reaksi harga pasar dapat menyediakan suatu pengujian yang kuat atas kebermanfaatan pengambilan keputusan dibandingkan reaksi volume saham.

5.2.2.           Finding The Market Response (Temuan Respon Pasar)
a.         Teori efisiensi pasar menegaskan bahwa pasar akan bereaksi cepat terhadap informasi yang baru dikeluarkan. Sehingga penting untuk mengetahui kapan suatu laporan laba bersih akan diketahui oleh publik.
b.         Good news (berita bagus) atau bad news (berita buruk) yang dilaporkan dalam laporan laba bersih biasanya dievaluasi secara relatif berdasarkan apa yang diharapkan investor. Artinya, berita bagus ini akan memicu perubahan / revisi keyakinan investor terhadap performance perusahaan.
c.         Selalu ada peristiwa yang juga terjadi di seputar tanggal pengumuman yang mempengaruhi volume dan harga saham perusahaan. Artinya suatu respon pasar terhadap pengumuman laba bersih yang dilaporkan sulit untuk ditemukan.

5.2.3.           Separating Market Wide and Firm Spesific Factors
Model pasar secara luas digunakan untuk memisahkan ex post faktor-faktor keseluruhan pasar atau spesifik pasar yang mempengaruhi hasil sekuritas. Selisih antara expected return dengan actual return merupakan abnormal return. Hasil abnormal juga diintepretasikan sebagai rate of return saham perusahaan untuk hari ke 0 setelah meniadakan pengaruh faktor-faktor keseluruhan perusahaan. Dibawah ini akan dijelaskan persamaan model pasar yaitu:

Persamaan model pasar:
Rjt = αj + βjRMt + єjt

Para peneliti akan memperoleh data yang lalu pada Rjt dan RMt dan menggunakan analisis regresi untuk menentukan koefisien model. Misalnya ini menghasilkan αj = 0,0001 dan βj 0,080.

5.2.4.           Comparing Return and Income
Peneliti empiris saat ini dapat membandingkan abnormal return saham pada tanggal publikasi dengan komponen yang tidak diharapkan atas laba bersih yang dilaporkan perusahaan. Misalnya:
a.         Jika laba bersih yang diharapkan merupakan good news, yaitu pendapatan bersih positif yang tidak terduga dalam pasar modal efisien, abnormal return positif memberikan bukti bahwa investor secara rata-rata bereaksi secara menguntungkan terhadap good news yang sebelumnya tidak diharapkan dalam earnings.
b.         Begitu pula sebaliknya jika laba bersih yang diharapkan merupakan bad news.
Abnormal return positif maupun negatif  dapat berlanjut selama satu atau dua hari etelah tanggal publikasi saaat pasar mencerna informasi. Konsekuensinya, menjumlahkan abnormal retur selama 3 – 5 hari dalam narrow window di sekitar tanggal publikasi terlihat lebih rasional jika dibandingkan hanya mengevaluasi tanggal publikasi (hari 0) saja.
Jika abnormal return positif atau negatif di sekitar good news atau bad news ditemukan dalam sampel perusahaan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa prediksi berdasarkan teori keputusan dan teori modal efisiensi didukung. Ini pada akhirnya mendukung decision usefulness approach karena jika investor tidak menemukan kegunaan dari informasi laba bersih, respon pasar akan sulit diobservasi.

5.3.                 THE BALL AND BROWN STUDY
5.3.1.           Metodologi & Penemuan
Ada ungkapan yang menyatakan “the proof of the pudding is in the eating”. Apabila teori pasar modal efisien dan teori keputusan yang mendasarinya merupakan gambaran realitas, maka nilai sekuritas tentu dapat diprediksi dengan adanya informasi baru.
Untuk membuktikan ini diperlukan penelitian empiris dalam akuntansi. Walapun sulit dalam perancangan riset eksperimen untuk menguji hal ini, riset akuntansi telah menemukan bahwa pasar bereaksi setidaknya terhadap komponen laba dalam informasi akuntansi. Bukti tentang hal ini pertama kali ditemukan oleh Ball dan Brown (1968).
Kalau pasar bereaksi, berarti bahwa informasi digunakan untuk pengambilan keputusan. Inilah yang dinyatakan bahwa “bukti enak tidaknya puding adalah dengan memakannya.” Sehingga Akuntan dapat membantu meningkatkan kegunaan (usefulness) dengan menggunakan pedoman respon pasar sebagai dasar untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh investor.
BB memfokuskan diri kepada isi informasi tentang pendapatan, dan mengeluarkan komponen-komponen laporan keuangan lainnya seperti likuiditas dan struktur modal. Tahapannya yaitu:
a.         Tugas pertama yaitu mengukur isi informasi dari earnings
Maksudnya adalah apakah earnings yang dilaporkan merupakan GN (earnings yang dilaporkan lebih besar dari yang diharapkan pasar) atau BN (earnings yang dilaporkan lebih kecil dari yang diharapkan pasar).
b.         Tugas selanjutnya yaitu mengevaluasi return saham pasar dari perusahaan diseputar waktu pengumuman laba. BB menggunakan return bulanan.

5.3.2.           Causation VS Association
Dalam studi BB ditemukan bahwa ada perbedaan return antara narrow window dengan wider window.
Apabila reaksi pasar terhadap informasi laporan keuangan diamati dalam narrow window, dapat diargumentasi bahwa informasi akuntansi adalah penyebab reaksi pasar. Alasannya adalah karena dalam narrow window belum terdapat informasi lain yang masuk ke pasar. Seandainyapun ada informasi lain yang masuk, misalnya pengumuman dividen dan stock split, maka perusahaan tersebut dikeluarkan dari sampel. Maka, studi dengan narrow window dapat dikategorikan sebagai causation.
Sebaliknya, apabila reaksi pasar terhadap informasi laporan keuangan diamati dalam wider window, dapat dikatakan bahwa informasi akuntansi berhubungan secara positif terhadap return pasar. Alasannya adalah karena dalam wider window, dimungkinkan sudah banyak informasi lain yang masuk ke pasar selain informasi tentang laba. Karena itu, studi tentang wider window dikategorikan sebagai association.

5.3.3.           Hasil-Hasil Studi Ball & Brown
Pada tahun 1968, Ball dan Brown (BB) memulai tradisi riset empiris pasar modal. BB menguji sampel 261 perusahaan publik yang terdaftar di NYSE dari tahun 1957 sampai 1965. Studi ini bertujuan untuk mengetahui respon pasar terhadap kandungan informasi laporan keuangan. Perusahaan yang terdaftar di NYSE biasanya mengumumkan laporan keuangan lebih dahulu melalui media massa baru kemudian dikeluarkan laporan keuangan tahunan secara resmi. Perlu diketahui bahwa laporan keuangan tahunan yang berakhir bulan Desember terbit sekitar bulan Februari tahun berikutnya.
BB menguji apakah kandungan laba yang diumumkan lebih besar dari ekspektasi pasar (good news) atau lebih kecil dari ekspektasi pasar (bad news). Hal ini membutuhkan proksi ekspektasi pasar. BB menggunakan laba tahun lalu sebagai proksi.
BB menemukan bahwa dalam rentang waktu sempit, narrow window, yaitu 1 bulan (dalam bulan Februari tersebut), investor mendapatkan keuntungan abnormal positif (keuntungan di atas rata-rata pasar) untuk pengumuman GN dan kerugian abnormal negatif (kerugian di bawah rata-rata pasar) untuk pengumuman BN.
Pola tersebut ternyata konsisten. Pengumuman laba GN, dengan sampel 1.231, menunjukkan keuntungan abnormal positif dalam bulan pengumuman laba yang sama. Demikian juga dengan pengumuman laba BN, dengan sampel 1.109, menunjukkan kerugian abnormal negatif dalam bulan pengumuman yang sama.
Temuan ini menunjukkan bahwa pasar bereaksi terhadap informasi laba yang diumumkan.
Pengujian kemudian dikembangkan dengan rentang waktu lebih lebar, wider window, yaitu 18 bulan (11 bulan sebelum bulan pengumuman, dan 6 bulan setelah bulan pengumuman). Tingkat keuntungan dan kerugian abnormal cenderung berkurang dengan bertambahnya dimensi waktu. Pada kasus ini, saham dengan pengumuman GN yang diperoleh 11 bulan sebelum pengumuman dan dijual akhir bulan ke 6 setelah pengumuman memperoleh keuntungan 6% di atas keuntungan rata-rata pasar. Sedangkan saham dengan pengumuman BN yang dibeli 11 bulan sebelum pengumuman dan dijual akhir bulan ke 6 setelah pengumuman memperoleh kerugian 9% di bawah pasar.
Reaksi investor terhadap pengumuman berkurang dengan bertambahnya dimensi waktu.
Reaksi pasar terhadap informasi akuntansi dalam narrow window lebih tinggi karena dalam waktu singkat tidak terjadi kejadian tertentu yang mempengaruhi pasar, kecuali informasi laba. Sedangkan reaksi pasar terhadap informasi akuntansi dalam wider window berkurang karena dalam waktu yang relatif panjang dapat terjadi hal-hal lain selain pengumuman laba yang terkait dengan saham.

5.4.                 EARNING RESPONSE COEFICIENT
Umumnya dalam mengetahui kualitas laba yang baik dapat diukur dengan menggunakan Earning Response Coefficient, yang merupakan bentuk pengukuran kandungan informasi dalam laba. ERC adalah koefisien yang mengukur besarnya keuntungan abnormal sebuah sekuritas sebagai respon terhadap komponen tidak diharapkan (unexpected component) informasi keuangan.
Seperti dijelaskan sebelumnya, BB menemukan keuntungan abnormal positif terhadap berita baik dan negatif terhadap berita buruk secara rata-rata. Mengapa pasar merespon lebih kuat terhadap berita baik atau berita buruk pada suatu perusahaan dibandingkan perusahaan lain? Penyebab hal ini adalah ERC yang berbeda.
Faktor yang menentukan perbedaan ERC:
1.      Beta. Semakin tingi beta (semakin tinggi risiko keuntungan diharapkan masa depan), semakin rendah reaksi investor terhadap jumlah earnings tidak diharapkan. Beta menggambarkan besarnya perubahan harga suatu saham tertentu dibandingkan dengan perubahan harga pasar. Beta merupakan konsep yang penting dalam akuntansi keuangan karena beta menunjukkan risiko suatu perusahaan. Memahami beta perusahaan sama dengan memahami risiko perusahaan tersebut yang merupakan basis pengetahuan penting bagi akuntan. Selain itu, beta telah banyak digunakan dalam studi empiris tentang manfaat informasi akuntansi keuangan. Tuntutan terhadap pelaporan risiko perusahaan juga menunjukkan bahwa beta sangat berperan dalam akuntansi keuangan. 
2.      Capital structure. Apabila tingkat leverage perusahaan tinggi, pengumuman informasi laba lebih merupakan berita baik bagi kreditor daripada bagi pemegang saham. Karena itu, reaksi pasar lebih rendah terhadap berita baik perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi dibandingkan tingkat leverage lebih rendah.
3.      Persistence. Reaksi pasar lebih tinggi terhadap informasi laba yang diharapkan berlaku konsisten dalam jangka panjang dibandingkan informasi laba yang bersifat sementara. Reaksi pasar lebih tinggi terhadap pengumuman laba karena pengenalan produk baru daripada pengumuman laba karena penjualan aktiva tetap.
4.      Earnings quality. Semakin tinggi kualitas earnings diharapkan semakin tinggi ERC. Kualitas earnings adalah besarnya probabilitas main diagonal dalam kaitannya dengan informasi.
5.      Growth opportunity. Berita baik dan berita buruk mengimplikasikan prospek akan pertumbuhan laba. Semakin tinggi pertumbuhan laba akan semakin besar reaksi pasar (semakin tinggi ERC).
6.      The informativeness of price (firm size). Semakin informatif harga (proksinya adalah firm size), semakin sedikit kandungan informasi tentang pengumuman laba. Reaksi pasar tidak terlalu besar atas pengumuman laba perusahaan besar yang sering muncul dalam perberitaan dan media massa.
Cho & Jung (1991) mengklasifikasikan pendekatan teoritis ERC menjadi dua kelompok yaitu (1) model penilaian yang didasarkan pada informasi ekonomi seperti dikembangkan oleh Holthhausen dan Verrechia (1988) dan Lev (1989) yang menunjukkan bahwa kekuatan respon investor terhadap sinyal informasi laba (ERC) merupakan fungsi dari ketidakpastian di masa mendatang. Semakin besar noise dalam sistem pelaporan perusahaan (semakin rendah kualitas laba), semakin kecil ERC, dan (2) model penilaian didasarkan pada time series laba seperti dikembangkan oleh Beaver dan Morse (1980).

5.4.1.      Reasons for differential market response (Alasan terhadap respon pasar yang berbeda)
Sejumlah   alasan   bisa   diajukan   untuk   respon   pasar   diferensial   bagi   pendapatan berdasarkan biaya historis. Beta/rancangan. Semakin beresiko urutan hasil masa mendatang yang diharapkan dari suatu perusahaan, semakin rendah nilainya bagi investor yang menentang resiko, hal yang lainnya sama.
Ketetapan merupakan suatu konsep yang menantang dan berguna. Satu alasan  yang diajukan oleh Ramakrishnan dan Thomas (1991) adalah bahwa unsur yang berebda dari penghasilan bersih mungkin memiliki ketetapan berebda. Misalnya, bahwa dalam tahun yang sama suatu perusahaan berhasil memperkenalkan produk baru, ia juga melaporkan hasil pada pengurangan pabrik dan peralatan. Maka ketetapan pendapatan adalah rata-rata ketetapan yang berbeda  dari  komponen  pendapatan.  Ramakrishnan  dan  Thomas  membedakan  tiga  jenis peristiwa pendapatan:
o    Permanen, diharapkan tetap tanpa batas.
o    Sementara, mempengaruhi pendapatan di tahun tersebut namun tidak akan mempengaruhi tahun mendatang.
o    ketidaksesuaian harga, ketetapan nol.

5.5.                 EXTRAORDINARY ITEM
Karakteristik extraordinary item yaitu:
1.        Tidak diharapkan terjadi secara frekuentif selama beberapa tahun
2.        Bukan merupakan tipe dari aktivitas bisnis normal dari entitas tersebut
3.        Tidak tergantung secara primer atas keputusan oleh manajemen atau pemilik
Dengan karakteristik tersebut, persistensi (kemampuan terjadi terus-menerus) laba karena extraordinary item rendah. Unsur-unsur ini harus diungkapkan karena apabila tidak, pasar akan salah menafsirkan persistensi earnings perusahaan.
Jika tahun ini ada unsur extraordinaty item, maka tahun depan mungkin earningsnya akan lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh unsur earnings tahun ini tidak hanya permanent earnings (yang persisten) tetapi juga transitory earnings (sementara) yang berasal dari extraordinaty item tersebut.
®    High persistence (ERC lebih dari 1). Perusahaan mengumumkan telah berhasil mengembangkan produk baru. Perusahaan berhasil menemukan metode untuk meningkatkan efisiensi cukup signifikan. GN ini akan direaksi pasar lebih dari 1 karena diharapkan net income masa depan akan lebih besar.
®    Persistence of 1 (ERC adalah 1). Perusahaan mengumumkan GN dengan adanya peningkatan net income yang disebabkan oleh laba penjualan aktiva tetap atau penghentian suatu kegiatan usaha. Hal ini terjadi karena tidak ada alasan untuk mengharapkan laba seperti ini akan terulang kembali.
®    Persistence of 0 (ERC adalah 0). Perusahaan mengumumkan GN dengan meningkatnya net income yang disebabkan oleh perubahan metode akuntansi, misalnya perusahaan mengkapitalisasi biaya organisasi atau biaya promosi. Tidak ada alasan bagi pasar untuk bereaksi terhadap GN ini.

5.6.                 CONCLUSIONS ON THE INFORMATION APPROACH
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan kegunaan keputusan (decision usefulness) maka informasi akuntansi akan lebih reliabel dan relevan. Kegunaan keputusan merupakan suatu pendekatan terhadap laporan keuangan yang berdasarkan biaya historis agar lebih berguna. Selama ini penyajian laporan keuangan harus menekankan pada karateristik kualitatif laporan keuangan, yaitu reliabilitas dan relevansi. Reliabilitas merupakan penyajian informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan harus dapat diandalkan jika cukup terbebas dari kesalahan dan penyimpangan merupakan suatu penyajian yang jujur. Sebaliknya, relevansi adalah informasi akuntansi keuangan yang relevan mempunyai pengaruh terhadap keputusan ekonomi yang menggunakan informasi akuntansi keuangan itu. Pendekatan kegunaan keputusan dapat digunakan dengan dua perspektif, yaitu perspektif informasi dan perspektif pengukuran. Perspektif informasi lebih menekankan pada kandungan informasi yang ada dalam laporan keuangan. Sebaliknya, perspektif pengukuran menekankan pada pemilihan metode pengukuran terhadap laporan keuangan.
Hasil diskusi Reserve Recognition Accounting (RRA) menyatakan bahwa tidak mungkin menyiapkan laporan keuangan dengan tingkat reliabilitas dan relevansi secara penuh karena konsekuensinya akan terjadi  trade-offs antara reliabilitas dengan revelansi. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut digunakanlah pendekatan kegunaan keputusan (decision usefulness) untuk membuat laporan keuangan yang berdasarkan biaya historis (historical cost) lebih berguna. Salah satu di antaranya adalah dengan adanya pengungkapan penuh (full disclosure).
Pengungkapan penuh informasi yang harus diungkap adalah mengenai data akuntansi dan non akuntansi yang relevan. Hal ini disebut dengan pelaporan keuangan yang lebih memberikan informasi tambahan selain laporan keuangan, dengan kata lain pelaporan keuangan cakupannya lebih luas daripada laporan keuangan. Menurut Chariri dan Ghozali (2003:235), pengungkapan (disclosure) mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha. Bukti   empiris   menyatakan   bahwa   respon   harga   sekuritas   untuk   informasi   akuntansi menyarankan investor mencari informasi yang berguna (Scott, 2003:466).



DAFTAR PUSTAKA


Scott, W.R. 2003. Financial Accounting Theory. Toronto, Canada : Prentice-Hall.

Suwardjono.  2005.   Teori   Akuntansi   Perekayasaan  Pelaporan   Keuangan.  Edisi   Ketiga. Yogyakarta: BPFE.

Siregar, Baldric, Dr. MBA. Ak. The information Perspectice On Decision Usefullness. Diktat.

0 komentar:

Posting Komentar