PENDEKATAN
INFORMASI DALAM KEGUNAAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
5.1.
PENDAHULUAN
Karena
kondisi ideal tidak ditemukan dalam dunia nyata, maka metode nilai tunai tidak
dapat digunakan. Penyediaan informasi keuangan historis agar lebih bermanfaat
disebut decision usefulness approach. Pendekatan ini memiliki pandangan
bahwa apabila kita tidak bisa menyiapkan laporan keuangan yang secara teoritis
berkonsep benar, paling tidak kita dapat menyusun laporan keuangan historis
lebih bermanfaat.
Ada dua pertanyaan yang harus dijawab dalam penerapan pendekatan ini,
yaitu:
1.
Kita harus
memahami betul siapa pemakai laporan keuangan. Banyak pemakai laporan keuangan,
namun mereka dapat dikelompokkan menjadi investor, kreditor, manajer, serikat
kerja, badan penyusun standar, dan pemerintah. Kelompok pemakai laporan
keuangan ini disebut konstituen akuntansi.
2.
Kita harus
memahami apa permasalahan keputusan yang dihadapi oleh para pemakai laporan
keuangan tersebut. Dengan memahami permasalahan keputusan tersebut, akuntan
akan lebih mampu menyiapkan informasi yang dibutuhkan. Penyiapan informasi
laporan keuangan yang sesuai untuk kebutuhan tertentu akan mampu memperbaiki
proses pengambilan keputusan dan dengan demikian laporan keuangan disebut lebih
bermanfaat.
Pendekatan decision usefulness untuk teori akuntansi mengambil
tinjauan bahwa “jika kita tidak dapat menyajikan laporan keuangan secara
teoritis benar, sedikitnya kita mecoba untuk membuat laporan yang berdasarkan
pada harga historis yang lebih bermanfaat”.
Pendekatan decision usefulness terhadap laporan keuangan ini sebagai suatu
reaksi terhadap kemustahilan untuk menyedikan laporan keuangan yang benar
menurut teori.Penyediaan informasi keuangan yang sesuai untuk tujuan
pengambilan keputusan tertentu tentu saja tidak mudah. Untuk mengatasi hal ini,
akuntan perlu mempelajari berbagai teori dari ekonomi dan keuangan dan
menggunakan teori-teori tersebut sebagai pedoman. Teori yang perlu dipelajari
tersebut adalah:
®
Single-person
theory of decision yang menjelaskan tentang
bagaimana seseorang mengambil keputusan yang rasional dalam kondisi
ketidakpastian. Dalam teori ini dijelaskan konsep informasi dan bagaimana
informasi tersebut mampu mempertajam keyakinan subjektif seseorang tentang
manfaat masa depan (future payoff) atas keputusan yang diambil.
®
Theory of
investment yang menjelaskan bagaimana karakteristik risiko dalam konteks
investasi portofolio.
Mengapa
dalam decision usefulness approach yang menjadi fokus perhatian sebagai pemakai
laporan keuangan adalah investor, padahal ada pemakai laporan keuangan lain
seperti kreditor? Proses pengambilan keputusan oleh investor umumnya lebih
kompleks, karenanya lebih berrisiko, dibandingkan proses pengambilan keputusan
oleh kreditor. Hal ini terjadi karena investor tidak meminta jaminan (agunan),
sedangkan kreditor meminta agunan dalam rangka pengurangan risiko.
Information perspective berkaitan dengan penyamaan
kegunaan (usefulness) informasi dengan kandungan informasi (information
content).
Pendekatan informasi pada pelaporan keuangan adalah suatu pendekatan yang
mengakui tanggungjawab individual untuk memprediksi kinerja masa depan
perusahaan yang berkonsentrasi pada penyediaan informasi yang bermanfaat untuk
tujuan tersebut. Pendekatan ini mengakui bahwa pasar akan bereaksi terhadap
informasi yang bermanfaat dari manapun sumbernya, termasuk laporan keuangan.
5.2.
RINGKASAN PERMASALAHAN DALAM PENELITIAN
5.2.1.
Reason For Market Response (Alasan Terhadap Respon Pasar)
Alasan pasar
bereaksi/memberikan respon terhadapa laporan keuangan diantaranya :
1. Keyakinan sebelumnya (prior belief) investor yang
didasarkan pada informasi yang telah tersedia tidak sama. Ketidaksamaan
tersebut dipengaruhi oleh besar-kecilnya informasi yang diperoleh dan kemampuan
untuk menginterpretasi informasi.
2.
Dengan
masuknya informasi baru berupa laba, sebagian investor menjadi lebih informed
dan merevisi ekspektasinya (upward) dengan datangnya berita baik ini. Namun
sebagian investor lain yang sebelumnya memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi
mungkin akan menginterpretasikan informasi laba tersebut sebagai berita buruk
(downward).
3.
Investor
yang merevisi ekspektasinya upward akan bersedia membeli sekuritas pada harga
sekarang, sedangkan investor yang merevisi ekspektasinya downward akan
melakukan sebaliknya.
4. Kita dapat mengobservasi jumlah sekuritas yang
diperdagangkan dengan munculnya informasi baru berupa laba ini. Seharusnya
volume perdagangan akan semakin besar dengan semakin besarnya perbedaan
ekspektasi antara investor yang bersikap upward dengan yang bersikap downward.
Menurut, Beaver (1968) melalui suatu penelitian klasik menguji Reaksi volume
transaksi perdagangan saham. Beaver menemukan suatu peningkatan yang dramatis
dalam volume perdagangan pada minggu pelepasan informasi pengumuman laba.
Reaksi harga pasar dapat menyediakan suatu pengujian yang kuat atas
kebermanfaatan pengambilan keputusan dibandingkan reaksi volume saham.
5.2.2.
Finding The Market Response (Temuan Respon Pasar)
a.
Teori
efisiensi pasar menegaskan bahwa pasar akan bereaksi cepat terhadap informasi
yang baru dikeluarkan. Sehingga penting untuk mengetahui kapan suatu laporan
laba bersih akan diketahui oleh publik.
b.
Good news (berita bagus) atau bad news (berita buruk) yang dilaporkan dalam laporan laba bersih biasanya dievaluasi secara relatif berdasarkan apa yang diharapkan investor. Artinya, berita bagus ini akan memicu perubahan / revisi
keyakinan investor terhadap performance perusahaan.
c.
Selalu ada
peristiwa yang juga terjadi di seputar tanggal pengumuman yang mempengaruhi
volume dan harga saham perusahaan. Artinya
suatu respon pasar terhadap pengumuman laba bersih yang
dilaporkan sulit untuk ditemukan.
5.2.3.
Separating Market Wide and Firm Spesific Factors
Model pasar secara luas digunakan
untuk memisahkan ex post
faktor-faktor keseluruhan pasar atau spesifik pasar yang mempengaruhi hasil
sekuritas. Selisih antara expected return
dengan actual return merupakan
abnormal return. Hasil abnormal juga diintepretasikan sebagai rate of return
saham perusahaan untuk hari ke 0 setelah meniadakan pengaruh faktor-faktor
keseluruhan perusahaan. Dibawah ini akan dijelaskan persamaan model pasar
yaitu:
Persamaan model pasar:
Rjt
= αj + βjRMt + єjt
Para peneliti
akan memperoleh data yang lalu pada Rjt dan RMt dan
menggunakan analisis regresi untuk menentukan koefisien model. Misalnya ini
menghasilkan αj = 0,0001 dan βj 0,080.
5.2.4.
Comparing Return and Income
Peneliti empiris saat ini dapat membandingkan abnormal
return saham pada tanggal publikasi dengan komponen yang tidak diharapkan
atas laba bersih yang dilaporkan perusahaan. Misalnya:
a.
Jika laba
bersih yang diharapkan merupakan good
news, yaitu pendapatan bersih positif yang tidak terduga dalam pasar modal
efisien, abnormal return positif
memberikan bukti bahwa investor secara rata-rata bereaksi secara menguntungkan
terhadap good news yang sebelumnya
tidak diharapkan dalam earnings.
b.
Begitu pula
sebaliknya jika laba bersih yang diharapkan merupakan bad news.
Abnormal return positif maupun negatif dapat berlanjut
selama satu atau dua hari etelah tanggal publikasi saaat pasar mencerna
informasi. Konsekuensinya, menjumlahkan abnormal retur selama 3 – 5 hari dalam narrow window di sekitar tanggal
publikasi terlihat lebih rasional jika dibandingkan hanya mengevaluasi tanggal
publikasi (hari 0) saja.
Jika abnormal return positif atau negatif di sekitar good news atau bad news ditemukan dalam sampel perusahaan, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa prediksi berdasarkan teori keputusan dan teori modal
efisiensi didukung. Ini pada akhirnya mendukung decision usefulness approach karena jika investor tidak menemukan
kegunaan dari informasi laba bersih, respon pasar akan sulit diobservasi.
5.3.
THE BALL AND BROWN STUDY
5.3.1.
Metodologi & Penemuan
Ada ungkapan
yang menyatakan “the proof of the pudding is in the eating”. Apabila
teori pasar modal efisien dan teori keputusan yang mendasarinya merupakan
gambaran realitas, maka nilai sekuritas tentu dapat diprediksi dengan adanya
informasi baru.
Untuk
membuktikan ini diperlukan penelitian empiris dalam akuntansi. Walapun sulit
dalam perancangan riset eksperimen untuk menguji hal ini, riset akuntansi telah
menemukan bahwa pasar bereaksi setidaknya terhadap komponen laba dalam
informasi akuntansi. Bukti tentang hal ini pertama kali ditemukan oleh Ball dan
Brown (1968).
Kalau
pasar bereaksi, berarti bahwa informasi digunakan untuk pengambilan keputusan.
Inilah yang dinyatakan bahwa “bukti enak tidaknya puding adalah dengan
memakannya.” Sehingga Akuntan dapat membantu meningkatkan kegunaan (usefulness) dengan
menggunakan pedoman respon pasar sebagai dasar untuk menyediakan informasi yang
dibutuhkan oleh investor.
BB
memfokuskan diri kepada isi informasi tentang pendapatan, dan mengeluarkan
komponen-komponen laporan keuangan lainnya seperti likuiditas dan struktur
modal. Tahapannya yaitu:
a.
Tugas pertama yaitu mengukur isi informasi dari earnings
Maksudnya
adalah apakah earnings yang dilaporkan
merupakan GN (earnings yang dilaporkan lebih besar dari yang diharapkan
pasar) atau BN (earnings yang dilaporkan lebih kecil dari yang
diharapkan pasar).
b.
Tugas selanjutnya yaitu mengevaluasi return saham pasar dari perusahaan
diseputar waktu pengumuman laba. BB menggunakan return bulanan.
5.3.2.
Causation VS Association
Dalam studi BB ditemukan bahwa ada
perbedaan return antara narrow window dengan wider window.
Apabila reaksi pasar terhadap
informasi laporan keuangan diamati dalam narrow window, dapat
diargumentasi bahwa informasi akuntansi adalah penyebab reaksi pasar. Alasannya
adalah karena dalam narrow window belum terdapat informasi lain yang
masuk ke pasar. Seandainyapun ada informasi lain yang masuk, misalnya
pengumuman dividen dan stock split, maka perusahaan tersebut dikeluarkan
dari sampel. Maka, studi dengan narrow window dapat dikategorikan
sebagai causation.
Sebaliknya, apabila reaksi pasar
terhadap informasi laporan keuangan diamati dalam wider window, dapat
dikatakan bahwa informasi akuntansi berhubungan secara positif terhadap return
pasar. Alasannya adalah karena dalam wider window, dimungkinkan sudah
banyak informasi lain yang masuk ke pasar selain informasi tentang laba. Karena
itu, studi tentang wider window dikategorikan sebagai association.
5.3.3.
Hasil-Hasil Studi Ball & Brown
Pada tahun 1968, Ball dan Brown (BB) memulai tradisi riset empiris pasar
modal. BB menguji sampel 261 perusahaan publik yang terdaftar di NYSE dari
tahun 1957 sampai 1965. Studi ini bertujuan untuk mengetahui respon pasar
terhadap kandungan informasi laporan keuangan. Perusahaan yang terdaftar di
NYSE biasanya mengumumkan laporan keuangan lebih dahulu melalui media massa
baru kemudian dikeluarkan laporan keuangan tahunan secara resmi. Perlu
diketahui bahwa laporan keuangan tahunan yang berakhir bulan Desember terbit
sekitar bulan Februari tahun berikutnya.
BB menguji apakah kandungan laba yang diumumkan
lebih besar dari ekspektasi pasar (good news) atau lebih kecil dari
ekspektasi pasar (bad news). Hal ini membutuhkan proksi ekspektasi
pasar. BB menggunakan laba tahun lalu sebagai proksi.
BB menemukan bahwa dalam rentang waktu sempit, narrow window, yaitu
1 bulan (dalam bulan Februari tersebut), investor mendapatkan keuntungan
abnormal positif (keuntungan di atas rata-rata pasar) untuk pengumuman GN dan
kerugian abnormal negatif (kerugian di bawah rata-rata pasar) untuk pengumuman
BN.
Pola tersebut ternyata konsisten. Pengumuman laba GN, dengan sampel 1.231,
menunjukkan keuntungan abnormal positif dalam bulan pengumuman laba yang sama.
Demikian juga dengan pengumuman laba BN, dengan sampel 1.109, menunjukkan
kerugian abnormal negatif dalam bulan pengumuman yang sama.
Temuan ini menunjukkan bahwa pasar bereaksi terhadap informasi laba yang
diumumkan.
Pengujian kemudian dikembangkan dengan rentang
waktu lebih lebar, wider window, yaitu 18 bulan (11 bulan sebelum bulan
pengumuman, dan 6 bulan setelah bulan pengumuman). Tingkat keuntungan dan
kerugian abnormal cenderung berkurang dengan bertambahnya dimensi waktu. Pada
kasus ini, saham dengan pengumuman GN yang diperoleh 11 bulan sebelum
pengumuman dan dijual akhir bulan ke 6 setelah pengumuman memperoleh keuntungan
6% di atas keuntungan rata-rata pasar. Sedangkan saham dengan pengumuman BN
yang dibeli 11 bulan sebelum pengumuman dan dijual akhir bulan ke 6 setelah pengumuman
memperoleh kerugian 9% di bawah pasar.
Reaksi investor terhadap pengumuman berkurang dengan bertambahnya dimensi
waktu.
Reaksi pasar terhadap informasi akuntansi dalam narrow window lebih
tinggi karena dalam waktu singkat tidak terjadi kejadian tertentu yang
mempengaruhi pasar, kecuali informasi laba. Sedangkan reaksi pasar terhadap
informasi akuntansi dalam wider window berkurang karena dalam waktu yang
relatif panjang dapat terjadi hal-hal lain selain pengumuman laba yang terkait
dengan saham.
5.4.
EARNING RESPONSE COEFICIENT
Umumnya dalam mengetahui kualitas laba yang baik
dapat diukur dengan menggunakan Earning Response Coefficient, yang
merupakan bentuk pengukuran kandungan informasi dalam laba. ERC adalah
koefisien yang mengukur besarnya keuntungan abnormal sebuah sekuritas sebagai
respon terhadap komponen tidak diharapkan (unexpected component)
informasi keuangan.
Seperti dijelaskan sebelumnya, BB menemukan
keuntungan abnormal positif terhadap berita baik dan negatif terhadap berita
buruk secara rata-rata. Mengapa pasar merespon lebih kuat terhadap berita baik
atau berita buruk pada suatu perusahaan dibandingkan perusahaan lain? Penyebab
hal ini adalah ERC yang berbeda.
Faktor
yang menentukan perbedaan ERC:
1.
Beta. Semakin tingi beta (semakin tinggi risiko keuntungan diharapkan
masa depan), semakin rendah reaksi investor terhadap jumlah earnings tidak
diharapkan. Beta menggambarkan
besarnya perubahan harga suatu saham tertentu dibandingkan dengan perubahan
harga pasar. Beta merupakan konsep yang penting dalam akuntansi keuangan karena
beta menunjukkan risiko suatu perusahaan. Memahami beta perusahaan sama dengan
memahami risiko perusahaan tersebut yang merupakan basis pengetahuan penting
bagi akuntan. Selain itu, beta telah banyak digunakan dalam studi empiris
tentang manfaat informasi akuntansi keuangan. Tuntutan terhadap pelaporan
risiko perusahaan juga menunjukkan bahwa beta sangat berperan dalam akuntansi
keuangan.
2.
Capital structure.
Apabila tingkat leverage perusahaan tinggi, pengumuman informasi laba
lebih merupakan berita baik bagi kreditor daripada bagi pemegang saham. Karena
itu, reaksi pasar lebih rendah terhadap berita baik perusahaan dengan tingkat
leverage yang tinggi dibandingkan tingkat leverage lebih rendah.
3.
Persistence.
Reaksi pasar lebih tinggi terhadap informasi laba yang diharapkan berlaku
konsisten dalam jangka panjang dibandingkan informasi laba yang bersifat
sementara. Reaksi pasar lebih tinggi terhadap pengumuman laba karena pengenalan
produk baru daripada pengumuman laba karena penjualan aktiva tetap.
4.
Earnings quality.
Semakin tinggi kualitas earnings diharapkan semakin tinggi ERC. Kualitas
earnings adalah besarnya probabilitas main diagonal dalam kaitannya dengan
informasi.
5.
Growth opportunity.
Berita baik dan berita buruk mengimplikasikan prospek akan pertumbuhan laba.
Semakin tinggi pertumbuhan laba akan semakin besar reaksi pasar (semakin tinggi
ERC).
6.
The informativeness of price (firm size). Semakin informatif harga (proksinya adalah firm
size), semakin sedikit kandungan informasi tentang pengumuman laba. Reaksi
pasar tidak terlalu besar atas pengumuman laba perusahaan besar yang sering
muncul dalam perberitaan dan media massa.
Cho & Jung (1991) mengklasifikasikan
pendekatan teoritis ERC menjadi dua kelompok yaitu (1) model penilaian yang
didasarkan pada informasi ekonomi seperti dikembangkan oleh Holthhausen dan
Verrechia (1988) dan Lev (1989) yang menunjukkan bahwa kekuatan respon investor
terhadap sinyal informasi laba (ERC) merupakan fungsi dari ketidakpastian di
masa mendatang. Semakin besar noise dalam sistem pelaporan perusahaan (semakin
rendah kualitas laba), semakin kecil ERC, dan (2) model penilaian didasarkan
pada time series laba seperti dikembangkan oleh Beaver dan Morse (1980).
5.4.1.
Reasons for differential market response (Alasan terhadap respon pasar yang berbeda)
Sejumlah
alasan bisa diajukan
untuk respon pasar
diferensial bagi pendapatan berdasarkan biaya historis.
Beta/rancangan. Semakin beresiko urutan hasil masa mendatang yang diharapkan
dari suatu perusahaan, semakin rendah nilainya bagi investor yang menentang
resiko, hal yang lainnya sama.
Ketetapan merupakan suatu konsep yang menantang
dan berguna. Satu alasan yang diajukan
oleh Ramakrishnan dan Thomas (1991) adalah bahwa unsur yang berebda dari
penghasilan bersih mungkin memiliki ketetapan berebda. Misalnya, bahwa dalam
tahun yang sama suatu perusahaan berhasil memperkenalkan produk baru, ia juga
melaporkan hasil pada pengurangan pabrik dan peralatan. Maka ketetapan
pendapatan adalah rata-rata ketetapan yang berbeda dari
komponen pendapatan. Ramakrishnan
dan Thomas membedakan
tiga jenis peristiwa pendapatan:
o
Permanen, diharapkan tetap tanpa batas.
o
Sementara, mempengaruhi pendapatan di tahun tersebut namun tidak akan mempengaruhi
tahun mendatang.
o
ketidaksesuaian harga, ketetapan nol.
5.5.
EXTRAORDINARY ITEM
Karakteristik extraordinary item yaitu:
1.
Tidak diharapkan terjadi secara frekuentif selama beberapa tahun
2.
Bukan merupakan tipe dari aktivitas bisnis normal dari entitas tersebut
3.
Tidak tergantung secara primer atas keputusan oleh manajemen atau pemilik
Dengan karakteristik tersebut, persistensi (kemampuan terjadi
terus-menerus) laba karena extraordinary item rendah. Unsur-unsur ini harus
diungkapkan karena apabila tidak, pasar akan salah menafsirkan persistensi
earnings perusahaan.
Jika tahun ini
ada unsur extraordinaty item, maka tahun depan mungkin earningsnya akan lebih
rendah. Hal ini disebabkan oleh unsur earnings tahun ini tidak hanya permanent
earnings (yang persisten) tetapi juga transitory earnings
(sementara) yang berasal dari extraordinaty item tersebut.
® High persistence (ERC lebih dari 1). Perusahaan
mengumumkan telah berhasil mengembangkan produk baru. Perusahaan berhasil
menemukan metode untuk meningkatkan efisiensi cukup signifikan. GN ini akan
direaksi pasar lebih dari 1 karena diharapkan net income masa depan akan lebih
besar.
® Persistence of 1 (ERC adalah 1). Perusahaan
mengumumkan GN dengan adanya peningkatan net income yang disebabkan oleh laba
penjualan aktiva tetap atau penghentian suatu kegiatan usaha. Hal ini terjadi
karena tidak ada alasan untuk mengharapkan laba seperti ini akan terulang
kembali.
® Persistence of 0 (ERC adalah 0). Perusahaan
mengumumkan GN dengan meningkatnya net income yang disebabkan oleh perubahan metode
akuntansi, misalnya perusahaan mengkapitalisasi biaya organisasi atau biaya
promosi. Tidak ada alasan bagi pasar untuk bereaksi terhadap GN ini.
5.6.
CONCLUSIONS
ON THE INFORMATION APPROACH
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan kegunaan
keputusan (decision usefulness) maka informasi akuntansi akan lebih
reliabel dan relevan. Kegunaan keputusan merupakan suatu pendekatan terhadap
laporan keuangan yang berdasarkan biaya historis agar lebih berguna. Selama ini
penyajian laporan keuangan harus menekankan pada karateristik kualitatif
laporan keuangan, yaitu reliabilitas dan relevansi. Reliabilitas merupakan
penyajian informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan harus dapat
diandalkan jika cukup terbebas dari kesalahan dan penyimpangan merupakan suatu
penyajian yang jujur. Sebaliknya, relevansi adalah informasi akuntansi keuangan
yang relevan mempunyai pengaruh terhadap keputusan ekonomi yang menggunakan
informasi akuntansi keuangan itu. Pendekatan kegunaan keputusan dapat digunakan
dengan dua perspektif, yaitu perspektif informasi dan perspektif pengukuran.
Perspektif informasi lebih menekankan pada kandungan informasi yang ada dalam
laporan keuangan. Sebaliknya, perspektif pengukuran menekankan pada pemilihan
metode pengukuran terhadap laporan keuangan.
Hasil diskusi Reserve Recognition Accounting (RRA) menyatakan bahwa
tidak mungkin menyiapkan laporan keuangan dengan tingkat reliabilitas dan
relevansi secara penuh karena konsekuensinya akan terjadi trade-offs antara reliabilitas dengan
revelansi. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut digunakanlah
pendekatan kegunaan keputusan (decision usefulness) untuk membuat
laporan keuangan yang berdasarkan biaya historis (historical cost) lebih
berguna. Salah satu di antaranya adalah dengan adanya pengungkapan penuh (full
disclosure).
Pengungkapan penuh informasi yang harus diungkap adalah mengenai data
akuntansi dan non akuntansi yang relevan. Hal ini disebut dengan pelaporan
keuangan yang lebih memberikan informasi tambahan selain laporan keuangan,
dengan kata lain pelaporan keuangan cakupannya lebih luas daripada laporan
keuangan. Menurut Chariri dan Ghozali (2003:235), pengungkapan (disclosure)
mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan
yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha. Bukti empiris
menyatakan bahwa respon
harga sekuritas untuk
informasi akuntansi menyarankan
investor mencari informasi yang berguna (Scott, 2003:466).
DAFTAR
PUSTAKA
Scott, W.R. 2003. Financial Accounting Theory. Toronto,
Canada : Prentice-Hall.
Suwardjono.
2005. Teori Akuntansi
Perekayasaan Pelaporan Keuangan.
Edisi Ketiga. Yogyakarta:
BPFE.
Siregar, Baldric, Dr. MBA. Ak. The information
Perspectice On Decision Usefullness. Diktat.
0 komentar:
Posting Komentar