. . . Perjalanan ini...akan mengajari kita untuk belajar mengerti bahwa semua kisah, semua hal, semua peristiwa, air mata, canda, tawa, dan sebuah senyuman... menyimpan pesan yang tak selalu sama... dan tugas kita tak lebih hanyalah belajar untuk bisa memahaminya . . .

Sepenggal catatan hati

Search ?

Karakter adalah Segala-galanya

Menulis tentang karakter bukanlah suatu hal yang mudah karena adanya kecenderungan untuk mencampur baurkannya dengan kepribadian, sifat, dan temperamen. Kepribadian merupakan gambaran dari berbagai sifat dan kemampuan seseorang. Temperamen merujuk pada faktor alamiah yang terberi serta menggambarkan bagaimana seseorang berekasi serta bertingkah laku; apakah seseorang itu pada dasarnya impulsif, lamban, periang, dan semacamnya.
Memahami karakter seseorang memerluan pengamatan yang lebih tajam dan mendalam dalam jangka waktu tertentu tentang perilakunya karena karakter menyangkut nilai-nilai yang diyakini serta melandasi berbagai sikap dan perilaku orang tersebut. Seorang tokoh psikolog kepribadian, Gordon W. Allport menggarmbarkan karakter sebagai “personality evaluated”, kepribadian yang (cenderung) dinilai baik dan buruknya.
Jika kita membicarakan pembentukan karakter, pada hakikatnya kita bicara tentang penanaman nilai serta pelatihannya dalam keluarga yang dimulai sejak dini. Bila hal ini terkondisikan, dapat membentuk kebiasaan akan sikap dan perilaku yang didasari atas nilai-nilai yang sudah tertanam dan diyakini dalam dirinya. Oleh karena nilai-nilai tersebut diyakini, ia dapat dimintakan tanggungjawab atas perbuatannya. Jika kita membicarakan pengembangan karakter, berarti kita bicara tentang berbagai momen dalam perjalanan kehidupan seseorang, yang menghadapkan dirinya pada situasi yang menuntut kesadaran dan (seringkali) kekonsistensian nilai-nilai yang selama ini diyakini serta melandasi sikap dan perilakunya. Kebiasaan (habit) seringkali menyebabkan kita berekasi secara otomatis sehingga lupa atas dasar apa kita bersikap. Memang dapat dikatakan karakter relatif menetap, tetapi bisa berubah karena adanya tekanan situasi yang relatif intens menggoyahkan dirinya.
Character buliding is a never ending process...
Betapa pentingnya nilai karakter manusia Indonesia untuk dibangun dan dikembangkan jika Indonesia ingin, atau bahkan harus keluar dari kemelut krisisnya. Bukan itu saja, melalui karakter yang sebenarnya adalah pribadi manusia yang menyadari dan berpegang teguh pada nilai-nilai etika, moral, dan kebajikan dalam menjalani kehidupannya, seseorang dapat sampai pada kesadaran jati dirinya sebagai makhluk spiritual, yakni makhluk yang mendapatkan percikan roh Illahi. Oleh karena itu pula, seseorang itu selayaknya dapat menampilkan diri sebagai khalifah di muka bumi ini melalui sikap dan perilakunya.
Amanah sebagai khalifah bukanlah sesuatu yang dengan sendirinya terberi dan karenanya perilaku tujuan menghalalkan cara dengan sendirinya pula dibenarkan, tetapi sebagai suatu tampilan, sebagai suatu hasil olah diri yang relatif intens dalam bentuk a trustworthy person. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW diutus ke muka bumi untuk memperbaiki akhlak manusia. Disinilah pentingnya perpaduan antara IQ-EQ-SQ : tanggungjawab setiap dan semua orang pada akhirnya akan dituntut dan  diberikan sebagai pribadi yang mengatasi dan melampaui pangkat dan profesi yang diembannya.
Seorang filosof berkata “eksistensi yan paling murni adalah di hadapan Tuhan”. Artinya, dihadapan Sang Pencipta, manusia tidak lagi dapat mengelak dan mengingkari sikap dan perbuatan selama hidupnya; ia adalah ia semasa hidupnya, bukan seseorang dengan jabatan, kekuasaan, dan kewenangannya sebagai atribut yang disandangnya.

taken from "the willingness to change" - soemarno soedarsono
-Najm Scarlett-

0 komentar:

Posting Komentar